POPULER
-
Akhirnya setelah cukup lama gue bisa nulis lagi.. Semalem gue degerin lagunya Jikustik yang liriknya gini “Kapan lagi ku tulis untu...
-
Cinta Adalah Seekor burung cantik; berharap ditangkap, tapi menolak untuk disakiti. -Kahlil Gibran-
-
Mau cerita sedikit tentang bagaimana aku bisa suka sama Sheila On 7. Band satu juta copy, itu merupakan julukan yang perna...
Minggu, 26 April 2015
Entah kenapa aku ingin
menulis artikel dengan tema seperti ini. sebenarnya ini adalah sebuah
"fenomena" yang sudah lama terjadi, hanya saja mungkin di Indonesia
sedang menjadi "trend", terutama di kalangan pemuda. Dan akhir-akhir
ini aku melihat banyak film yang memasukkan unsur ini di dalamnya. Ya soal
kisah cinta yang beda keyakinan. Mulai dari yang sama seperti judul arikel ini
Cinta Tapi Beda, 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta, dan beberapa film lainnya meskipun hal
itu hanya sebagai bumbu, bukan topik utama.
Aku sendiri sebelumnya
tidak ada keinginan untuk menulis artikel dengan tema seperti ini, hanya saja
barusan aku membaca sebuah cerita pendek yang membahas masalah ini. Dan aku
jadi tertarik untuk ikut membuat tulisan seperti ini.
Dalam cerita itu di bilang
ada sepasang kekasih yang memiliki keyakinan yang berbeda, dan ketika si pria
di ceritakan bilang sama si wanita sebuah kalimat “Ketika gereja dan masjid
masih bisa berdampingan, kenapa kita tidak bisa bersama?”. Dari kalimat itulah
yang bikin aku ingin menulis tentang hal ini.
Sebelum aku bicara lebih
lanjut, aku ingin menyampaikan bahwa ini adalah dari sudut pandang aku sebagai
seorang muslim dan dari apa yang sejauh ini aku tahu. Dan jika anda masih ragu
dengan apa yang tertulis disini silahkan cari refernsi lain, karena aku sadar
kalau masih banyak yang belum aku tahu tentang agamaku, apalagi yang lain.
Oke lanjut…
Masalah seperti ini
biasanya terjadi di kalangan anak muda, yang masih bersenang-senang dengan
cinta dan belum berfikir jauh tentang pernikahan. Cinta bukan buat
senang-senang bro, kalau kalian malah jadi terlanjur sayang gimana?
Aku ingin tanya bagaimana
kalian saat dihadapkan dalam posisi dimana kalian ingin menikah jika posisi
kalian beda keyakinan?
Dalam hal ini aku pribadi
hanya mempunyai dua pilihan. salah satu pindah agama, atau kalian harus
mengakhiri hubungan kalian.
“Kenapa aku memberi dua
pilihan itu, padahal masih bisa masing-masing memegang keyakinannya dan hidup
bersama?” mungkin ada yang mikir seperti itu. Tapi aku tanya balik deh “Yakin
gak?”
Karena yang aku tahu
kebanyakan agama melarang adanya pernikahan beda agama. Aku tidak akan
membahasnya disini, karena sudah banyak yang membahas tentang pernikahan beda
agama menurut berbagai agama.
Dan di Indonesia
pernikahan beda agama juga di larang. Aku lupa undang-undangnya nomer berapa,
tapi yang jelas ada. Silahkan cari kalau tidak percaya.
Kalau ada yang berfikir
"selama masjid dan gereja masih bisa berdampingan, kenapa kita
enggak?" (seperti yg aku baca di cerita tadi) berarti kalian perlu
memahami kembali agama kalian dan aturan-aturan di negara kalian. Atau kalian
mau menikah di luar negeri sana, di negara yang melegalkan pernikahan beda
agama. Satu hal yang harus kamu pahami dari pemikiranmu. Masjid dan gereja
memang bisa berdampingan, tapi tidak bisa bersatu. Tidak ada masjid dan gereja
jadi satu. Yang ada adalah gereja yang beralih fungsi jadi masjid, atau
sebaliknya. Begitu juga denganmu, ya yang ada kamu harus pindah.
Oke kita lanjut untuk solusi
pindah agama.
aku mau tanya sama kamu.
apa kamu yakin mau pindah agama?
aku gak akan bicara soal
restu orang tuamu, atau pandangan orang-orang di sekitarmu saat kamu pindah
keyakinan. Tapi aku ingin bicara tentang dirimu. Ya! tentang hatimu yang ingin
mengingkari Tuhanmu sendiri.
Kalau dari sudut pandangku
tak seharusnya kalian pindah agama hanya karena cinta. Pindah agama (menjadi
seorang muslim misal) harus karena Allah, bukan karena kamu jatuh cinta sama
seorang muslim. Tapi karena kamu meyakini bahwa sesungguhnya Tuhan itu Allah.
Bukan Tuhan yang selama ini kamu sembah. Begitu juga dengan agama lain.
Aku pernah mendengan
cerita tentang keyakinan ini. Ada seorang pria non-muslim yang ingin menikahi
wanita muslim. Dan dia rela pindah agama hanya demi wanita ini. Akan tetapi
seiring berjalannya waktu ada gejolak dalam diri si pria. Sampai akhirnya ia
pindah ke agamanya semula, dan akhirnya si istri mengikuti suami pindah agama.
Aku tidak ingin membahas
agama apa yang di anut, tapi yang ingin aku bicarakan adalah "semudah itu
kah?". Apa buat kalian agama itu hal yang bisa dipermainkan? begitu saja
masuk suatu agama kemudian mengingkarinya dan kembali ke agama semula?
Kasus di atas hanya
seperti mensiasati agama hanya untuk memperoleh cinta dari seseorang. Kalau
kamu memang gak ada niatan untuk pindah agama kenapa kamu lakukan? kenapa bukan
pasanganmu saja yang kamu yakinkan untuk memeluk agamamu?
Satu hal yang perlu kalian
tahu. Pindah keyakinan tidak bisa dipaksakan, bahkan dengan cinta sekalipun. Hanya
dengan Allah yang bisa meyakinkan hati untuk percaya dengan Islam. Begitu pula
dengan agama lain.
Coba pikirkan, apa kamu
mau pindah keyakinan? Atau apa dia dengan ikhlas tanpa beban untuk ikut
keyakinanmu?
Jadi kalau kalian
mengalami hubungan ini, aku pribadi menyarankan coba pikirkan lagi.!
Beberapa hari setelah aku
posting artikel ini salah atu temanku membacanya. Lalu dia menghubungiku dan
kita saling bertukar pikiran soal ini. Dan ini aku tuliskan statmen dia tentang
hasil diskusi kita.
“Gue setuju sama pemikiran
lo Gun, tapi ada satu hal yang mesti kita semua tahu. Kalau cinta itu tak bisa
memilih. Gue punya pengalaman yang sama kayak masalah diatas. Meskipun gue sama
dia gak pernah sampai yang namanya pacaran. Soalnya gue paham, hal kayak gini
pasti ujungnya gak jelas. Kalau gue pacaran sama dia nanti endingnya mau
dibikin kayak apa? Gue mesti pindah ke keyakinan dia? Atau dia yang ngikut gue?
Gue paham betul resikonya kalau hal itu bakal terjadi. Meskipun jujur gue
berharap dia bisa jadi seorang muslim.
Cara terbaik buat gue ya
gue serahkan sama yang di atas, gue sembahyang dan minta petunjuk terbaik. Dan akhirnya gue putusin membatasi diri. Gue gak
mau meskipun dia pengen pindah agama buat ikut sama gue, gue gak mau dia pindah
agama hanya karena dia cinta sama gue. Gue pengennya dia pindah agama karena emang
dari dalam dirinya, dari kata hatinya. Bukan karena cintanya sama gue. Sampai
hari ini gue berharap, seandainya gue bertemu lagi dengan dia udah menjadi
seorang muslim.”
Kurang lebih kyak gitu
pemikiran dia. Ya kalo gue sih sama kayak di awal solusi buat kayak gini ya
putus apa salah satu pindah agama. Tapi lebih aku saanin yang pilihan awal,
mendingan putus. Karena emang agama bukan sesuatu yang bisa dipaksakan,
meskipun oleh cinta.
Label:
Artikel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar: